- Mengetahui senyawa yang termasuk asam karboksilat dan ester
- Mengetahui reaksi pada identifikasi asam karboksilat dan ester
Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus –CO2R dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol, suatu reaksi yang disebut reaksi esterifikasi. Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi reversibel.
Ester adalah senyawa karbon yang mengandung gugus fungsi ─COO─ yang terikat pada dua gugus alkyl, R dan R’. Ester yang dianggap berasal dari senyawa alkana yang disebut alkil alkanoat. Rumus umum dari alkil alkanoat dinyatakan sebagai : CnH2nO.
Ester dibuat dari asam karboksilat dan alkohol melalui reaksi esterifikasi dengan bantuan katalis H2SO4 pekat. Reaksi esterifikasi sebenarnya merupakan reaksi kesetimbangan.
Reaksi esterifikasi bersifat reversible. Untuk memperoleh rendemen tinggi dari ester itu, kesetimbanghan harus di geser kearah sisi ester. Suatu teknik untuk mencapai ini adalah menggunakan salah satu zat pereaksi yang murah secara berlebihan . teknik lain adalah membuang salah satu produk dari dalam campuran reaksi (misalnya dengan destilasi air secara azeotrop).
Esterifikasi adalah suatu reaksi ionik, yang mana gabungan dari reaksi adisi dan reaksi penataan ulang eliminasi (Davidek,1990).
Laju esterifikasi suatu asam karboksilat tergantung terutama pada rintangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat hanya memeainkan peranan kecil dalam laju pembentukan ester.
III. METODELOGI PERCOBAAN
ALAT DAN BAHAN:
- Tabung Reaksi
- Stiller
- Penanggas air
- Gelas Beaker
- Pipet Tetes
- Termometer
- Pengaduk
- Asam Salisilat
- Aquadest
- NaOH
- HCl 3M
- Etanol
- Asam asetat
- H2SO4
- Butanol
CARA KERJA
- Asam Karboksilat
2. Esterifikasi
IV. HASIL PENGAMATAN
- Asam karboksilat
- Esterifikasi
V. REAKSI
- Reaksi Asam Karboksilat
C6H7O3
+ NaOH C7H5NaO3
+ H2O
NaOH sisa + HCl NaCl + H2O + HCl sisa
- Reaksi Esterifikasi
1.
Asetil asetat
CH3CH2OH
+ CH3COOH CH3COOCH2CH3
+ H2O
2.
Butil asetat
C4H9OH
+ CH3COOH CH3COOC4H9
+ H2O
Pada percobaan kali ini adalah mengenai pengujian sifat senyawa asam karboksilat dan pembuatan reaksi esterifikasi. Pada pengujian senyawa asam karbosilat yaitu menggunakan asam salisilat, mula-mula praktikan mencampurkan senyawa asam salisilat berupa padatan dalam bentuk serbuk dengan sejumlah aquadest. Dari hasil pengamatan ini, asam salisilat tidak melarut dan tetap heterogen seiring ditambahkannya aquadest, meskipun telah dilakukannya pemanasan. Asam salisilat merupakan asam karboksilat suku tinggi(C > 5) yang tidak dapat larut dalam air. Asam yang memiliki struktur yang semakin kompleks maka akan semakin sulit untuk larut dalam air. Berbeda dengan penambahan larutan basa, NaOH, campuran yang sebelumnya heterogen dan memiliki larutan yang tidak stabil karena adanya dua lapisan, setelah ditambahkan 50 tetes NaOH, campuran yang semula heterogen berubah menjadi larutan bening yang homogen. Asam karboksilat yang bereaksi dengan basa kuat akan membentuk garam yang dapat larut(proses saponifikasi). Reaksi yang menyertainya adalah reaksi penetralan karena menghasilkan garam dan air. Garam natrium asam karboksilat suku tinggi dikenal sebagai sabun. Sabun natrium disebut sabun keras. Sebagai contoh, yaitu natrium stearat (NaC17H35COO). Pembentukan garam juga dibuktikan pula dengan penambahan larutan Asam HCL, dimana larutan yang homogen kembali menjadi larutan yang heterogen dan memiliki endapan bewarna putih yakni endapan dari asam karboksilat. HCl berfungsi untuk mengetahui banyaknya NaOH yang tersisa dalam proses saponifikasi. Disamping itu penambahan HCl juga untuk memberikan suasana asam, karena hasil mula-mula dari reaksi saponifikasi adalah berupa karboksilat, dengan adanya penambahan HCl ini karboksilat diubah menjadi asam karboksilat.
Pada percobaan kedua ini tentang pembuatan ester yang berasal dari asam karboksilat (asam asetat) dan alkohol. Dalam percobaan ini, asam asetat direaksikan dengan alkohol menghasilkan larutan bening homogen. Kemudian ditambahkan H2SO4 ke dalam larutan tersebut. Penambahan asam sulfat ini berfungsi sebagai katalis asam dan juga berfungsi sebagai sumber proton untuk terjadinya protonasi terhadap atom oksigen pada gugus karbonil.
Dalam mereaksikannya proses pembutan ester dalam reaksi esterifikasi berlangsung lambat dan dapat balik (reversible). Ester suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu gugus organik (biasa dilambangkan dengan R'). Persamaan reaksi antara sebuah asam RCOOH dengan sebuah alkohol R’OH (dimana R danR’bisa sama atau beda) adalah sebagai berikut:
RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O
Pada
tahap ini praktikan menggunakan dua larutan alcohol berbeda, yakni etanol dan
butanol. Pada Etanol reaksi yang terjadi adalah
H2SO4
C2H5OH + CH3COOH Katalis ----> CH3COOCH3CH2
+ H2O
Reaksi
ini menggunkan metode reaksi Fischer karena menggunakan katalis asam sulfat
pekat, reaksi esterifikasi ini pun merupakan reaksi yang tergolong eksoterm,
karena menghasilkan panas yang bersumber dari asam pekat H2SO4 . Pada percobaan
ini dipakai suhu optimum dalam pembuatan ester , yaitu pada suhu 70oC
guna untuk menggeser kesetimbangan ke kanan (ke arah ester).
Reaksi yang terjadi pada etanol ataupun butanol dengan
asam asetat adalah menghasilkan bau menyengat
seperti bau balon. Bedanya pada
bau Etanol, sedikit masih tercium bau asetat (menyengat) yang dihasilkan dari
asam asetat, hal ini dapat terjadi karena , reaksinya
yang berlangsung lambat dan dapat balik (reversible), maka kemungkinan ester
yang terbentuk pun tidak banyak. Sehingga bau khas ester sering kali tertutupi oleh bau asam
asetat. Sedangkan
pada butanol, bau ester lebih terasa. Pada Butanol reaksi yang terjadi adalah
H2SO4
C4H9OH + CH3COOH Katalis ----> CH3COOC4H9 +
H2O
Dan perbedaan yang tampak dari
kedua larutan alcohol ini adalah jika pada etanol, tidak ada larutan yang terpisah pada
campurannya,namun pada butanol terdapat 2 lapisan yang terpisah, lapisan atas
lebih kental dan lapisan bawah seperti air .Berdasarkan literature yang ada
lapisn atas merupakan ester karena beberapa ester cukup tidak larut dalam air
dan cenderung membentuk sebuah lapisan tipis pada permukaan. Sedangkan pada
larutan yang seperti air merupakan campuran Asam dan alkohol yang larut akibat
pemberian larutan yang berlebih.
VII. KESIMPULAN
§ Asam salisilat merupakan asam
karboksilat yang tidak larut dalam air
§ Ester dibuat dengan cara mereaksikan
asam karboksilat dan alkohol dengan bantuan katalis
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Fessenden
dan Fessenden.1994.Kimia Organik Jilid I
Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Fessenden
dan Fessenden.1994.Kimia Organik Jilid II
Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Nurbayti,
Siti .2006. Penuntun Praktikum Kimia
Organik I. Jakarta : Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah